Temuan Fosil di Flores Kuak Misteri Asal-usul Hobit
Sejumlah fosil yang ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
baru-baru ini diyakini bakal mengungkap misteri asal usul spesies
manusia bertubuh kecil yang dijuluki "manusia Hobit".
Para peneliti, pada Rabu (8/6/2016), menjelaskan soal serpihan tulang dan gigi berusia 700.000 tahun yang ditemukan pada sungai kuno. Menurut para peneliti, fosil tersebut adalah sisa tulang spesies Hobit yang telah punah. Selama ini, bukti keberadaan spesies manusia kecil tersebut hanya didapat dari fosil dan perkakas batu berusia 190.000 hingga 50.000 tahun yang ditemukan dalam sebuah gua di Flores.
Spesies yang dinamakan Homo floresiensis memiliki tinggi badan sekitar 106 sentimeter dan memiliki ukuran otak sebesar simpanse.
Temuan fosil-fosil baru tersebut memberi indikasi kuat bahwa Hobit berevolusi dari spesies Homo erectus berotak besar Asia yang sudah punah, demikian dikatakan pakar palaeoantropologi dari National Museum of Nature and Science Tokyo, Yousuke Kaifu.
Homo erectus, yang pertama kali hidup di Afrika sekitar 1,9 juta tahun silam, diketahui keberadaannya dari sejumlah fosil berusia 1,5 juta hingga 150.000 tahun yang ditemukan di Pulau Jawa. Fosil yang ditemukan di Flores memiliki kemiripan dengan fosil tersebut, kata pakar paleontologi Gerrit van den Bergh dari University of Wollongong, Australia.
Fosil yang ditemukan di Flores terdiri atas empat fosil gigi dewasa dan dua gigi susu, sebuah tulang rahang, dan serpihan tengkorak yang diduga berasal dari dua anak atau satu anak dan satu dewasa atau dewasa keduanya. Individu-individu ini diduga mati akibat erupsi gunung berapi. Fosil-fosil ini ditemukan dalam penggalian yang dilakukan di kawasan berjarak 70 kilometer dari lokasi penemuan Hobit pertama pada tahun 2003.
Ukuran rahang yang ditemukan menunjukkan bahwa individu tersebut berukuran tubuh lebih kecil ketimbang individu yang ditemukan sebelumnya di gua.
Perkakas batu yang ditemukan di gua menunjukkan bahwa nenek moyang Hobit yang bertubuh besar tiba di Flores jutaan tahun sebelumnya. Para pakar meyakini, spesies tersebut mengalami pengurangan ukuran tubuh melalui evolusi yang berlangsung selama 300.000 tahun.
"Sekarang diketahui bahwa Hobit Flores ini adalah Homo erectus yang menjadi kerdil," kata arkeolog dari Griffith University Australia, Adam Brumm.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, Nature.
Pengurangan ukuran tubuh yang terjadi pada banyak generasi spesies mamalia, seperti gajah, diyakini terjadi karena pengaruh habitat di pulau yang baru didatangi. Biasanya ini terjadi karena keterbatasan sumber makanan di pulau baru tersebut.
Brumm mengatakan, fosil Hobit berusia 700.000 tahun itu mematahkan klaim sejumlah ilmuwan yang menyebut bahwa Hobbit merupakan spesies manusia modern yang mengalami kelainan medis sehingga bertubuh kerdil.
Para peneliti juga mengatakan, karakteristik fosil tidak mendukung hipotesis yang menyebut Hobit merupakan evolusi dari manusia purba Homo habilis atau Australopithecus. (Reuters)
Para peneliti, pada Rabu (8/6/2016), menjelaskan soal serpihan tulang dan gigi berusia 700.000 tahun yang ditemukan pada sungai kuno. Menurut para peneliti, fosil tersebut adalah sisa tulang spesies Hobit yang telah punah. Selama ini, bukti keberadaan spesies manusia kecil tersebut hanya didapat dari fosil dan perkakas batu berusia 190.000 hingga 50.000 tahun yang ditemukan dalam sebuah gua di Flores.
Spesies yang dinamakan Homo floresiensis memiliki tinggi badan sekitar 106 sentimeter dan memiliki ukuran otak sebesar simpanse.
Temuan fosil-fosil baru tersebut memberi indikasi kuat bahwa Hobit berevolusi dari spesies Homo erectus berotak besar Asia yang sudah punah, demikian dikatakan pakar palaeoantropologi dari National Museum of Nature and Science Tokyo, Yousuke Kaifu.
Homo erectus, yang pertama kali hidup di Afrika sekitar 1,9 juta tahun silam, diketahui keberadaannya dari sejumlah fosil berusia 1,5 juta hingga 150.000 tahun yang ditemukan di Pulau Jawa. Fosil yang ditemukan di Flores memiliki kemiripan dengan fosil tersebut, kata pakar paleontologi Gerrit van den Bergh dari University of Wollongong, Australia.
Fosil yang ditemukan di Flores terdiri atas empat fosil gigi dewasa dan dua gigi susu, sebuah tulang rahang, dan serpihan tengkorak yang diduga berasal dari dua anak atau satu anak dan satu dewasa atau dewasa keduanya. Individu-individu ini diduga mati akibat erupsi gunung berapi. Fosil-fosil ini ditemukan dalam penggalian yang dilakukan di kawasan berjarak 70 kilometer dari lokasi penemuan Hobit pertama pada tahun 2003.
Ukuran rahang yang ditemukan menunjukkan bahwa individu tersebut berukuran tubuh lebih kecil ketimbang individu yang ditemukan sebelumnya di gua.
Perkakas batu yang ditemukan di gua menunjukkan bahwa nenek moyang Hobit yang bertubuh besar tiba di Flores jutaan tahun sebelumnya. Para pakar meyakini, spesies tersebut mengalami pengurangan ukuran tubuh melalui evolusi yang berlangsung selama 300.000 tahun.
"Sekarang diketahui bahwa Hobit Flores ini adalah Homo erectus yang menjadi kerdil," kata arkeolog dari Griffith University Australia, Adam Brumm.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, Nature.
Pengurangan ukuran tubuh yang terjadi pada banyak generasi spesies mamalia, seperti gajah, diyakini terjadi karena pengaruh habitat di pulau yang baru didatangi. Biasanya ini terjadi karena keterbatasan sumber makanan di pulau baru tersebut.
Brumm mengatakan, fosil Hobit berusia 700.000 tahun itu mematahkan klaim sejumlah ilmuwan yang menyebut bahwa Hobbit merupakan spesies manusia modern yang mengalami kelainan medis sehingga bertubuh kerdil.
Para peneliti juga mengatakan, karakteristik fosil tidak mendukung hipotesis yang menyebut Hobit merupakan evolusi dari manusia purba Homo habilis atau Australopithecus. (Reuters)
0 Response to "Temuan Fosil di Flores Kuak Misteri Asal-usul Hobit"
Post a Comment